Jumat, 18 Januari 2013

DESA SENGKIDU : TERIMA HADIAH PEMENANG LOMBA DESA SADAR LINGKUNGAN SE BALI

Desa Pakraman Sengkidu  Kecamatan Manggis yang berhasil menjuarai  Lomba Sadar Lingkungan tingkat Propinsi Bali, Jumat (18/1) menerima hadiah dari Pemprop Bali, dihadiri Bupati Karangasem I Wayan Geredeg, SH dan Wakil Bupati I Made Sukerana, SH di Wantilan  Desa setempat. 
 
Bendesa Adat  Sengkidu I Nyoman Wage,  SH mengatakan, masalah lingkungan hidup diwilayah Desa Pakraman Sengkidu sudah diatur didalam awig awig didalam Sukerta Tata Palemahan Palet I dan diperkuat dengan hasil Paswara. Desa Pakraman Sengkidu memiliki jumlah penduduk 2.448 jiwa  diantaranya 1.209 laki dan 1.239 perempuan dengan luas wilayah 222Ha, Sawah 6 Ha, tegalan 123 Ha, pantai 1,5 Km. Desa Pakraman Sengkidu memiliki  1 sungai, 16 unit industri termasuk 3 home industri, termasuk didalam kawasan pariwisata Candiadasa dengan kepemilikan Pura sebanyak 37 buah, 1 Puskesmas, 1 Pasar Desa, 3 Banjar Dinas. Tentang pengelolaan sampah dengan volume per hari 12 m3 memiliki 1 TPS dengan kendaraan sampah 2 buah, sampah dipilah menjadi sampah anorganik 2 m3/hari dan diolah menjadi pupuk kompos 10m3/hari. Disamping itu Desa Pakraman juga melaksanakan program pengghijauan sejumlah 3.300 pohon.  Dalam melakssnakan program lingkungan telah dibuat program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
Desa Adat/Pekraman Sengkidu terbagi menjadi tiga Banjar Adat yaitu Banjar Adat Subagan, Banjar Adat Mandira dan Banjar Adat Karangasem yang dikoordinasikan oleh  Prajuru Desa Adat yang memiliki tugas  sesuai  bidang-bidang meliputi Parahyangan, Pawongan dan Palemahan. Dalam mendorong ekonomi produktif warga  krama Desa Adat Sengkidu banyak dibantu perkembangan sektor kepariwisataan khususnya di Pantai Mendira sehingga memberi nilai tambah dan sumber penghidupan bagi krama desa adat. Selain di bidang kepariwisataan krama Desa Pekraman Sengkidu juga banyak menekuni bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan nelayan dalam menopang perekonomian disamping sektor jasa seperti perdagangan dan kerajinan.
 
Gubernur Bali diwakili Kepala UPT. Laboratorium Lingkungan Hidup Propinsi Bali   mengatakan, Lomba Sadar Lingkungan ditujukan untuk membangun kesadaran masyarakat terhadap arti penting harmonisasi dan kelestarian lingkunagn sebagai daya dukung kehidupan manusia. Untuk itu selayaknya masyarakat sudah aktif berupaya melaksaakan pengendalian lingkungan agar tidak rusak dan berdampak negatif bagi masyarakat itu sendiri.
 
Bupati Karangasem I Wayan Geredeg, SH,  menambahkan, masalah lingkungan dewasa ini sudah menjadi ikon penting didalam skala pembangunan. Oleh karenanya melalui lomba Desa Sadar Hukum merupakan satu metode untuk menstimulasi masyarakat mau berbuat positif terhadap lingkungan sebagai desa sadar lingkungan. Dengan demikian maka upaya menekan terjadinya  gradasi lingkungan bisa dihambat sambil memicu  kesadaran masyarakat agar mau menjaga  lingkungannya.
 
            Dikatakan, Desa Pakraman merupakan benteng terdepan dan benteng terakhir menjaga Bali, ibarat telur Desa Pakraman adalah kulit luarnya yang menjaga isi telur agar didalam tetap utuh, sementara putih telur sebagai kekerabatan dan pesemetonan pakraman serta inti telur yakni kuning telur merupakan agama Hindhu.        Desa Pakraman mengemban fungsi keagaman sebagai pembina dan penyelengara sejak 1000 tahun ngempon dan nyungsung Pura kahyangan Tiga, ngempon setra yang tidak sama dengan kuburan dimana terdapat pengulun setra yakni Prajapati. Disisi lain awig-awig juga merupakan tulang punggung kekuatan dan ketahanan Desa Pakraman menghadapi berbagai perkembangan zaman khususnya yang berkaitan dengan masalah dibidang parahyangan. pawongan dan palemahan. Awig-awig ditulis berdasarkan sastra agama, loka dresta dan desa dresta  yang disesuaikan dengan hasil musyawarah mufakat berdasarkan hati yang suci. Dalam membina kehidupan pakraman hendaknya mengutamakan prinsip saling asah, asih, asuh, paras, paros sarpanaya salulung sabayantaka sehingga mampu diwujudkan sesanti moksartham jagadhita ya ca iti dharma. Desa Pakraman sebagai organisasi sosial dilandasi oeh sastra agama hindhu yakni Tri Mandala dan Tri Hita Karana  dimanfaatkan untuk mengatur dan menyelenggarakan pemerintahan didalam Desa Pakraman. Untuk itu pemerintah terus mengusahakan agar lembaga tradisional desa adat  agar berguna untuk mendukung  jalannya pembangunan khususnya bidang lingkungan hidup. 
 
Saat itu diserahkan hadiah berupa uang dan sertifikat  penghargaan kepada Desa Adat Sengkidu diterima bendesa Adat I Nyoman Wage, SH.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar