Kandidat Cawagub Bali I Wayan
Geredeg, SH yang kini di gadang-gadang bakal maju ke posisi Bali dua mendampingi
Made Mangku Pastika yang awalnya sudah mendapat green light dari petinggi
Golkar baol di Bali maupun di DPP, kini
langkahnya di bay pass ditengah jalan.
Atas perlakuan hasil Rapat Pleno DPD I
yang tidak diperluas melibatkan DPD II, Geredeg mengaku merasa dizolimi.
Menanggapi perkembangan terakhir yang
dipublish media, I Wayan Geredeg, SH di Amlapura Jumat (18/1) mengaku sangat
kecewa dan menjadi korban permainan oknum-oknum di DPD I yang sengaja
mengesampingkan mekanisme partai dalam pengajuan bakal Cawagub.
Ia
menyayangkan DPD I dalam mengambil keputusan yang sangat penting seperti
memutuskan Calon Cawagub tanpa rapat
pleno yang di perluas dengan melibatkan DPD II. Sesuai ketentuan Surat DPP No. B. 1097/Golkar/XII/2012
tertanggal 3 Desember 2012 menegaskan bahwa
penetapan Calon Kepala Daerah Propinsi Bali, yaitu Drs I Made Mangku
Pastika, MM, yang dipertegas dengan Juklak No. 13/DPP/Golkar/XI/2011 di minta
kepada Bakal Calon Kepala Daerah yang sudah ditetapkan, untuk calon Wakilnya
DPD I harus mengusulkan 3 nama. Selanjutnya
usulan 3 nama tersebut akan dibahas
dalam rapat Tim Pilkada Pusat Terbatas dan berkoordinasi dengan Kepala Daerah
yang diusung yakni Made Mangku Pastika, dalam rangka menetapkan satu nama yang akan
menjadi pasangannya.
Dengan geram Geredeg menuding ada
sindikat permainan kotor yang menodai kredibilitas partai dalam kaitan
tersebut. Dikatakan, seyogyanya yang dikedepankan adalahketentuan partai
seperti, ubarat mengambil jarum dalam
tepung, jarum diambil dengan baik tepung tidak berantakan, sehingga semua
berjalan damai dan bermartabat. Demikian halnya dalam penetapan Cawagub
seharusnya pengurus DPD I mengacu pada mekanisme dan ketentuan yang ada. Sebagai
salah saru dari dua Cawagub yang diusulkan oleh DPD II se Bali, yang merupakan representasi suara kader tingkat bawah, sangat kecewa dengan perlakuan Rapat Pleno DPD
I yang tidak aspiratif dan feer play. Meneurutnya, apa yang dilansir di media selama ini adalah fitnah belaka, dimana isue-isue
yang sengaja dibuat-buat oknum yang
sengaja ingin menjegal dinamika demokrasi ditubuh Golkar. “Saya tidak ambisi
untuk menjadi Cawagub tetapi saya ingin
aturan dan mekanisme partai ditegakkan didalam tubuh Golkar sebagai partai yang
sangat berpengalaman, ujarnya sengit.
Sebagai kader, Geredeg meminta, agar usulan 3 nama yang disampaikan Bapak Made
Mangku Pastika kepada DPP itu dijadikan pmbahasan DPP bersama kandidat Cagub
yang diusung partai. “Siapapun yang nantinya terpilih saya akan legowo, asal jangan main potong seperti ini, ucapnya lirih. Jika seperti
ini, seolah saya sebagai kader tidak berbuat bagi
Golkar, padahal dalam pengalaman menjalani Pilbup di Karangasem, Golkar telah membuktikan diri mengusung calon
tanpa koalisi yang akhirnya menang di
Karangasem.
Ia menceritakan, motivasinya maju
turut maju sebagai Cawagub Bali, karena sebelum ditetapklan Cagub ada rapat
pleno diperluas, dimana banyak mempertanyakan pendamping Pak Mangku. Saat itu DPP menegaskan bahwa akan menyeleksi kader terbaik Golkar
mendampingi Pak Mangku. Saat itu muncul tiga nama yakni AA Gede Agung, Wayan Geredeg dan Ketut
Suandi. Saat itu juga muncul aspirasi dari salah satu peserta yakni Ibu Sri
Wigunawati yang menyebut satu-satunya
kader yang layak diusung adalah I Wayan Geredeg, SH dan I Ketut Suandi dan Ketut
Suandi menyerahkan kepada kader Wayan Geredeg. Sementara di DPP juga muncul nama I Wayan Geredeg sehingga DPP
juga mendorong kader terbaik Wayan Geredeg. Sesungguhnya jika memang saat itu Ketua DPD I ingin maju mendampingi Pak Mangku saya tidak
mungkin mau untuk tampil sebagai kandidat Cawagub. Namun anehnya, mengapa
terakhir setelah tahap final, dalam rekomendasi muncul hanya nama I Ketut
Sudikerta, padahal sesuai mekanisme 3 nama itu yang sehatusnya diusulkan untuk
dibahas DPP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar