Jumat, 18 Januari 2013

MERASA TERZOLIMI : GEREDEG PROTES USULAN CALON TUNGGAL CAWAGUB KE DPP TIDAK ASPIRATIF DAN BERTENTANGAN KETENTUAN DPP

Kandidat Cawagub Bali I Wayan Geredeg, SH yang kini di gadang-gadang bakal maju ke posisi Bali dua mendampingi Made Mangku Pastika yang awalnya sudah mendapat green light dari petinggi Golkar  baol di Bali maupun di DPP, kini langkahnya  di bay pass ditengah jalan. Atas perlakuan  hasil Rapat Pleno DPD I yang tidak diperluas melibatkan DPD II, Geredeg mengaku merasa dizolimi.   
 
Menanggapi perkembangan terakhir yang dipublish media, I Wayan Geredeg, SH di Amlapura Jumat (18/1) mengaku sangat kecewa dan menjadi korban permainan oknum-oknum di DPD I yang sengaja mengesampingkan mekanisme partai dalam pengajuan bakal Cawagub.   
         Ia menyayangkan DPD I dalam mengambil keputusan yang sangat penting seperti memutuskan Calon Cawagub  tanpa rapat pleno yang di perluas dengan melibatkan DPD II. Sesuai ketentuan  Surat DPP No. B. 1097/Golkar/XII/2012 tertanggal 3 Desember 2012 menegaskan bahwa  penetapan Calon Kepala Daerah Propinsi Bali, yaitu Drs I Made Mangku Pastika, MM, yang dipertegas dengan Juklak No. 13/DPP/Golkar/XI/2011 di minta kepada Bakal Calon Kepala Daerah yang sudah ditetapkan, untuk calon Wakilnya DPD I harus  mengusulkan 3 nama. Selanjutnya usulan  3 nama tersebut akan dibahas dalam rapat Tim Pilkada Pusat Terbatas dan berkoordinasi dengan Kepala Daerah yang diusung yakni Made Mangku Pastika,  dalam rangka menetapkan satu nama yang akan menjadi pasangannya.
 
Dengan geram Geredeg menuding ada sindikat permainan kotor yang menodai kredibilitas partai dalam kaitan tersebut. Dikatakan, seyogyanya yang dikedepankan adalahketentuan partai seperti, ubarat  mengambil jarum dalam tepung, jarum diambil dengan baik tepung tidak berantakan, sehingga semua berjalan damai dan bermartabat. Demikian halnya dalam penetapan Cawagub seharusnya pengurus DPD I mengacu pada mekanisme dan ketentuan yang ada. Sebagai salah saru dari dua Cawagub yang diusulkan oleh DPD II se Bali, yang merupakan  representasi suara kader tingkat bawah,  sangat kecewa dengan perlakuan Rapat Pleno DPD I yang tidak aspiratif dan feer play. Meneurutnya,  apa yang dilansir  di media   selama ini adalah fitnah belaka, dimana isue-isue yang sengaja dibuat-buat  oknum yang sengaja ingin menjegal dinamika demokrasi ditubuh Golkar. “Saya tidak ambisi untuk  menjadi Cawagub tetapi saya ingin aturan dan mekanisme partai ditegakkan didalam tubuh Golkar sebagai partai yang sangat berpengalaman, ujarnya sengit.
 
            Sebagai kader,   Geredeg meminta,  agar usulan 3 nama yang disampaikan Bapak Made Mangku Pastika kepada DPP itu dijadikan pmbahasan DPP bersama kandidat Cagub yang diusung partai. “Siapapun yang nantinya terpilih saya akan legowo, asal  jangan main potong  seperti ini, ucapnya lirih. Jika seperti ini,   seolah saya sebagai kader tidak berbuat bagi Golkar, padahal dalam pengalaman menjalani  Pilbup di Karangasem,  Golkar telah membuktikan diri mengusung calon tanpa koalisi yang akhirnya  menang di Karangasem.
 
Ia menceritakan, motivasinya maju turut maju sebagai Cawagub Bali, karena sebelum ditetapklan Cagub ada rapat pleno diperluas, dimana banyak mempertanyakan pendamping Pak Mangku. Saat itu  DPP menegaskan bahwa  akan menyeleksi kader terbaik Golkar mendampingi Pak Mangku. Saat itu muncul tiga nama  yakni AA Gede Agung, Wayan Geredeg dan Ketut Suandi. Saat itu juga muncul aspirasi dari salah satu peserta yakni Ibu Sri Wigunawati yang menyebut  satu-satunya kader yang layak diusung adalah I Wayan Geredeg, SH dan I Ketut Suandi dan Ketut Suandi menyerahkan kepada kader Wayan Geredeg. Sementara di  DPP juga muncul nama I Wayan Geredeg sehingga DPP juga mendorong kader terbaik Wayan Geredeg.  Sesungguhnya jika memang saat itu Ketua DPD I  ingin maju mendampingi Pak Mangku saya tidak mungkin mau untuk tampil sebagai kandidat Cawagub. Namun anehnya, mengapa terakhir setelah tahap final, dalam  rekomendasi muncul hanya nama I Ketut Sudikerta, padahal sesuai mekanisme 3 nama itu yang sehatusnya diusulkan untuk dibahas DPP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar