penanggulangan banjir |
Pemkab Karangasem
melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) mulai melakukan penanggulangan
efek bencana banjir saat hujan badai (17 DAN 19 Januari 2013) di Ujung Pesisi
Tumbu Karangasem. Banjir yang membawa korban jebolnya tanggul penahan aliran
air Sungai Janga meluberkan air akibat dangkalnya sungai hingga menggerus
belasan rumah pemukiman penduduk yang terancam hanyut di Ujung Pesisi..
Menurut Kepala
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ir. I Nyoman Sutirtayasa, ST, MT
(29-1-2013), untuk upaya penanggulangan pasca bencana banjir di Ujung Pesisi
dilakukan lebih priritas karena menyangkut pemukiman penduduk yang terancam.
Saat ini sedang dikerjakan untuk melakukan perlindungan terhadap pemukiman
penduduk yang ada di sepanjang pinggiran sungai dengan menggunangan kawat
bronjong. Bencana tergerusnya pemukiman yangh diakuibatkan adanya gundukan
tanah ditengah aliran sungai sehingga menerjang pinggir barat sungai yang
terdapat pemukiman penduduk. Untuk perlindungan sepanjang 116 meter
diperkirakan menghabiskan kawat bronjng sekitar 400 buah. Untuk pengadaan
material tersebut sudah dijanjikan pihak PT. Balai Sungai Bali Penida sebanyak
500 buah.
Untuk dampak
perintiwa bencana apapun pihak BPBD tetap bertanggung jawab tetapi setelah
direkap untuk penanganan Instansi tehnis melakukan penghitungan seperti membuat
RAB, gambar dan tenaga tehnis. Hasil
koordinasi dengan Dinas PU Kabupaten telah ada kesepakatan untuk penanggulagan
akibat banjir yang menjebol gundukan batu penahan air sungai Janga. Pekerjaan
tahap satu dilakukan dengan membendung air dihulu agar pekerjaan pengerukan
alat berat menjadi aman. Untuk rencana rehabilitasi bencana ujung pesisi
diperkirakan menelan dana sekitar Rp. 100.000.000
BPBD hingga kini
sedang melakukan rekapitulasi kejadian bencana hingga akhir Januari utuk
selanjutnya dilakukan antisipasi penanganan dengan melibatkan Instansi terkait.
Sebagaimana diinstruksikan Bupati Karangasem I Wayan Geredeg, SH dan Wakil
Bupati Karangasem I Made Sukerana, SH agar penanganan pasca bencana dilakukan
secara cepat dan segera sehingga
mengurangi efek kerugian dan penderitaan masyarakat.
Bupati Karangasem I Wayan Geredeg, SH, mengatakan, agar dilakukan langkah-langkah konkrit
agar dapat diantisipasi dampak bencana yang terjadi. Salah satunya
adanya koordinasi yang intensif antar
semua pemangku kepentingan. Hal tersebut sangat mutlak dibutuhkan mengingat
penanganan bencana seharusnya bukanlah dipandang sebagai kewajiban pemerintah
saja, namun juga kewajiban semua pihak. Kedepan, menajemen penanganan bencana
berbasis resiko mengedepankan hal-hal yang bersifat prefentif sehingga jika
terjadi bencana, pemerintah tidak lagi gagap menghadapinya. Pemerintah telah
membuktikan keseriusan dalam menanggulangi bencana dengan membentuk Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Terbentuknya BNPB juga menjadi
inspirasi bagi masyarakat yang peduli terhadap bencana untuk membentuk wadah
(organisasi, LSM, dll) sehingga semakin banyak pula sumber daya terutama sumber
daya manusia yang mau mengambil peran dalam menangani bencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar