Tak sabar menunggu penyelesaian sengketa perbatasan Batudawa – Muntig
Kecamatan Abang, 600 orang krama Batudawa yang hendak mendatangi gedung dewan
untuk menyampaikan aspirasi, akhirnya
gagal karena semua anggota DPRD Karangasem sedang
melakukan study banding ke Surabaya dan Gresik, diterima Sekda Karangasem Ir. I
Gede Adnya Mulyadi, M.Si Senin (28/1) di Lapangan Tanah Aron.
Aksi Demo Krama Batudawa |
Koordinator aksi massa yang juga Prajuru Desa Pakraman Batudawa I Gede
Siden menyampaikan, kedatangan masyarakat Desa Pakraman Batudawa adalah untuk
menemui DPRD Karangasem guna menyampaikan aspirasi mengingat berlarutnya
peyelesaian masalah sengketa tapal batas. Adapun usulan yang disampaikan sesuai
hasil kesepakatan prajuru desa adat dalam paruman tanggal 27 Nopember 2012.
Dalam paruman antara lain menyepakati utuk menyelesaikan kasus perbatasan desa
adat dan segera menyampaikan aspirasi
pada Instansi yang berwenang.
Adapun intisari kesembilan butir
aspirasi yang disampaikan antara lain belum jelasnya perbatasan kedua desa adat
cukup mengganjal kenyamanan kedua desa adat yang ingin hidup rukun dan damai
bertetangga. Mendesak DPRD Karangasem segera memperjuangkan aspirasi kepada Pemkab
Karangasem dan Instansi yang berwenang, patok yang dipasang Topdam dianggap terlalu masuk ke
wilayah Desa Pakraman Batudawa. Bergesernya patok merubah batas alam sungai yang masuk ke wilayah Batudawa
dan dikeruk warga di luar desa adat Batudawa. Akibat pengerukan tersebut menimbulkan kerugian
dipihak Batudawa serta memicu terjadiya bencana alam, mendesak Pemkab segera mengambil tindakan pencegahan
ancaman kerusakan lingkungan dan menetapkan batas wilayah alam atau sungai yang pernah ada sebelumnya. Masyarakat Batudawa siap menjaga lingkungan dan tidak
melakukan penambangan di lokasi bantaran sungai. Setiap Nyepi Desa Pakraman
Batudawa memasang sawen atau sumbu sebagai bagian dari ritual keagamaan di tengah sungai tukad
linggah yang menjadi batas wilayah
Batudawa dan Muntig sekaligus sebagai penginget oleh pecalang
saat melakukan pengamanan palemahan dan pawongan desa pakraman Batudawa secara turun menurun. Akibat penambangan
ilegal alias tanpa ijin itu membuat wilayah Batudawa menjadi jebol dan diminta
Pemkab untuk segera melakukan penertiban. Diminta agar wakil rakyat yang duduk di DPRD Kabupaten
Karangasem bisa turun tangan membantu masalah yang diahadapi masyarakat
Batudawa.
Penyerahan Aspirasi Krama Batudawa |
Sekda Ir. I Gede Adnya Mulyadi, M.Si mengatakan, masalah tapal batas kedua
desa adat sudah dilakukan pembahasan hampir final, namun karena kedua pihak telah mengajukan usulan baru
menyangkut fakta dan data di lapangan maka diperlukan upaya ekstra keras untuk
membahasnya kembali. Dalam menentukan dan membahas masalah perbatasan, Pemkab Karangasem tidak boleh memihak karena
kedua masyarakat adalah milik Pemkab. Karangasem. Ia mengapresiasi kegiatan
aksi massa yang dilakukan krama Batudawa` dengan cara damai untuk menyampaikan
aspirasi kepada pihak-pihak berwenang, adalah suatu bentuk partisipasi yang
konstruktif dan santun. Ia berjanji segera akan berkoordinasi dengan
pihak-pihak terkait agar sengketa perbatasan kedua pihak segera tuntas.
Ketua MMDP Kab. Karangasem I Wayan
Arthadipa, SH, MH mengatakan, MMDP selaku lembaga umat terus mengawal
permasalahan tapal batas kedua pihak dan
telah turun sebagai bagian dari tim yang dibentuk Pemkab. Karangasem. Pemerintah
dalam menangani masalah tetap bersifat adil dalam menjembatani penyelesaian permasalahan yang ada seraya mengharapkan
masyarakat tidak bertindak anarkis. Bahkan upaya sekala
– niskala sudah ditempuh kedua pihak dengan
melakukan persembahyangan, oleh karenanya bagi yang berani berbuat tidak adil
dan memberikan fakta data tidak benar akan mendapat sanksi niskala.
Mengantisipasi aksi demo yang
dilakukan krama Batudawa dengan mengendarai puluhan kedaraan truk maupun bak terbuka / pick
up, pihak Mapolres Karangasem mengerahkan 30 personil keamanan dan Pol PP sekitar 37 personil untuk
melakukan pengamanan di sekitar Kantor Bupati Karangasem. Usai dialog dengan
Sekda Adnya Mulyadi, massa langsung membubarkan diri kembali pulang dengan
damai. Ssisten I, I Ketut Wage Saputra, SH,
M.Si, Asisten II Drs. I Made Sujana
Erawan, MAP, Kepala Kantor UPT Karangasem I Ketut Sedana Mertha, ST, MT, Ketua
Parisadha Drs. I Wayan Astika, M.Si, Ka. Bag. Humas Protokl Ir. I Gede Waskita
Suta Dewa, MM dan unsur Instansi terkait lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar